top of page
  • Writer's pictureArya Kahar

Kontemplasi.


image

Edo Rusyanto. Photo by Arya Kahar (amunandark)


kon·tem·pla·si/ /kontémplasi/ contemplore (Latin)/ n renungan dan sebagainya dengan kebulatan pikiran atau perhatian penuh.

Berkontemplasi, atau merenung dan berpikir dengan sepenuh perhatian. Penulis/pemikir/pemimpin/manusia pada umumnya melakukan ini sebelum memulai proyek/mengambil keputusan. Membayangkan kemungkinan pengalaman apa yang akan didapatkan, melakoni gladi resik perjalanan sejak dalam pikiran. Memahami, tidak hanya sekedar tahu, kedalaman dan makna akan sesuatu dibalik apa yang bisa terindra. Karna kontemplasi benda mati tidak lagi sekedar benda mati, tumbuhan tidak lagi sekedar calon kayu dan triplek, binatang tidak lagi sekedar daging belulang, dan sebagainya. Tapi, itu semua adalah biasa.

Yang tidak biasa adalah, saat kebanyakan orang menjadikan, bahkan mewajibksn, landscape atau panorama alam sebagai objek pandangannya ketika berkontemplasi, sosok dalam foto ini malah lebih memilih menghadap tembok. Menghadap tembok tok. Mentok. Namun, bagaimanapun, kita takkan tahu sejauh mana pikirannya berkelana. Karna, dengan kontemplasi manusia bisa menembus batas-batas dirinya. Yang berusaha melihat paling jauh dan tinggi; maka dia terbang paling jauh dan tinggi. Kita semua tahu, alam adalah pemberi inspirasi terbaik, oleh karena itu fungsinya janganlah dijungkir-balikkan menjadi pengekang. Keadaan membentuk karya, tapi karya tak boleh kalah oleh keadaan. J. K. Rowling (penulis serial terkenal Harry Potter) dan Gunter Grass (pemenang Penghargaan Nobel Sastra tahun 1999) juga seperti itu, katanya, kalau menulis selalu menghadap tembok. Kamu menghadap apa?

0 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page